Slide 1 Slide 2 Slide 3 Slide 3
Posted by Unknown | 0 comments

Jadwal Kegiatan Harian



Aturan dan Waktu Menjadi salah satu media yang bisa membuat kami disiplin, dan semua kegiatan kami sudah tercover dengan adanya List Jadwal Pemanfaatan waktu.
Berikut Jadwal Kegiatan Harian Kami :


03.30 - 03.45  bangun tidur, persiapan sholat tahajud
03.45 - 04.00  sholat tahajjud
04.00 - 04.45  sholat subuh
04.45 - 05.15  tilawatul qur'an (tahsin)
05.15 - 05.45  senam kesegaran jasmani
05.45 - 06.30  halaqoh bahasa arab
06.30 - 08.00  sarapan, mandi, dan sholat dhuha
08.00 - 10.30  belajar intensif IT dan life skill
10.30 - 11.45  qoilulah ( tidur sebentar sebelun dzuhur)
12.00 - 13.00  sholat dzuhur, makan, dan istirahat
13.00 - 15.00  belajar IT 
15.00 - 16.00  sholat asar, belajar IT, dan life skill
16.00 - 17.30  halaqoh bahasa arab
17.30 - 18.30  mandi dan sholat maghrib
18.30 - 19.00  tilawah qur'an berjamaah
19.00 - 20.00  sholat isya' dan makan malam
20.00 - 22.00 halaqoh bahasa arab/muhadloroh & munadloroh
22.00 - 22.30 istirahat dan tidur malam
catatan :
Olahraga bersama setiap hari sabtu dan libur kegiatan hari ahad
Perubahan atau pergeseran jam kegiatan mengikuti perubahan waktu sholat,
Setiap malam kamis kegiatan muhadloroh dan munadloroh ilmiyah
Read more...
Posted by Unknown | 0 comments

Syarat Menjadi Kader Al-Wustho Islamic Digital Boarding School

 Untuk efektifitas proses pembelajaran kader dibatasi maksimal 20 orang perangkatan.
Syarat sebagai kader.
1. Lulus SMA dan sederajat.
2. Bisa baca tulis AlQuran.
3. Bersedia tinggal di asrama selama 6 bulan.
4. Lulus test yang diadakan.
5. Memiliki laptop sendiri dengan  spesifikasi minimal dualcore, ram 1 Gb hdd 320 Gb.
6. Membayar administrasi dan  dana senilai sarana/media yang dipersyaratkan, baik merk, spesifikasi dan aplikasinya (disiapkan oleh IDBS).
7. Bersedia mengikuti tata tertib dan peraturan yang merupakan bagian dari system IDBS.
Syarat Kelulusan:
Kader dinyatakan lulus dari IDBS dan berhak mendapat sertifikat apabila :
1. Lulus test akhir ilmu alat, bahasa arab dan inggris oleh tim penguji independent  melalui diskusi dari paper Tugas akhir (TA) dalam dua bahasa.
2. Lulus test akhir alat bantu oleh tim penguji independent, melalui test penyelesaian tugas-tugas reparasi hardware dalam berbagai kasus. Sedangkan software minimal mampu membuat satu buah aplikasi computer atau hp dan telah mengelolah minimal  5 website atau blog.
3. Lulus test life skill melalui pemantauan team IDBS dengan bukti memiliki sejumlah uang sejak 3 bulan kedua hasil dari transaksi barang atau jasa via online ataupun offline.

Read more...
Posted by Unknown | 0 comments

MEMBER OF AL-WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING SCHOOL



 To Know More About Him Visit : Ary's Facebook
                                                           Araey's Blogspot
  To Know More About Him Visit : Azwan's Facebook
                                                           : Azwan's Blogspot
   To Know More About Him Visit : Dimas Blogspot
 To Know More About Him Visit : Fadhil's Facebook
                                                           : Fadhil's Blogspot
To Know More About Him Visit : Adi's Facebook
                                                         :

 To Know More About Him Visit : Adin's Facebook
                                                         : Adin's Blogspot
 To Know More About Him Visit : Aji's Facebook
                                                           : Aji's Blogspot
 To Know More About Him Visit : Alsala's Facebook
                                                           : Alsala's Blogspot
 To Know More About Him Visit : Rifki's Facebook
                                                           : Rifki's Blogspot
  To Know More About Him Visit : Imam's Facebook
                                                           : Imam's Blogspot
  To Know More About Him Visit : Ainunt Facebook
                                                           : Ainunt Blogspot
 To Know More About Him Visit : Rohim's Facebook
                                                           : Rohim's Blogspot
To Know More About Him Visit : Reva's Facebook
                                                         : Reva's Blogspot
To Know More About Him Visit : Ahmad's Facebook
                                                         : Ahmad's Blogspot
To Know More About Him Visit : Usman's Facebook
                                                         : Usman's Blogspot
To Know More About Him Visit : Vuad's Facebook
                                                         : Vuad's Blogspot

Read more...
Posted by Unknown | 0 comments

AL - KUBRO AS THE BIGGEST DIGITAL LIBRARY IN THE WORLD

Silahkan Di Download Di Baca...
Info Lebih Lanjut 
CS          : Hasan (085386195198)
BBM       : 74A10386





Read more...
Posted by Unknown | 0 comments

Mutiara Al Qur’an tentang Kehidupan Dunia



“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” – Al Baqarah [2:212]

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” – Ali Imran [3:185]

“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” – An Nisaa’ [4:77]

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” – Al Kahfi [18:45]

“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” – Ar Rum [30:7]

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” – Al hadid [57:20]
Read more...
Posted by Unknown | 0 comments

Sepuluh Kunci Mentadabburi Al-Qur’an



Tidak diragukan lagi, bahwa apabila al-Qur’an diturunkan kepada gunung, maka niscaya ia akan tunduk khusyu terpecah belah dikarenakan takut kepada Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah ta’ala, artinya, “Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.Dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir”. (QS. al-Hasyr: 21)
Tapi kebanyakan kita manusia yang punya matahati, malah biasa–biasa saja ketika membacanya. Kita tidak menemukan apa yang Allah ta’ala gambarkan pada ayat di atas. Tidak meninggalkan bekas dan hampir tak ada bedanya dengan kita membaca buku cerita atau sejenisnya.
Di mana letak kesalahannya? Padahal kita meyakini bahwa al-Qur’an adalah ayat–ayat Allah ‘azza wajalla yang punya daya pengaruh yang sangat kuat. Jadi tidak ada kemungkinan lain kecuali kesalahan itu ada pada diri kita sendiri dan cara kita berinteraksi dengan al-Qur’an.
Segala sesuatu pasti ada kuncinya. Kunci shalat adalah bersuci, kunci surga adalah kalimat tauhid, kunci kemenangan adalah sabar, dan kunci–kunci yang lain. Begitu juga permasalahan yang kita hadapi ini pasti ada kuncinya. Kunci agar kita khusyu’ ketika membaca al-Qur’an, mentadabburi dan menghayatinya sepenuh hati.
Syaikh Khalid ibn Abdil Karim mencoba mencari dan memaparkan kepada kita sepuluh kunci untuk mentadabburi dan menghayati al-Qur’an. 10 Kunci tersebut yaitu:

Kunci Pertama : Hati yang Cinta al-Qur’an
Sesungguhnya hati ini apabila cinta pada sesuatu, maka dia akan tertambat, selalu ingin bertemu dan rindu padanya. Begitu juga terhadap al-Qur’an. Kalau seseorang sudah cinta padanya, maka dia akan selalu merasa senang membaca dan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk memahami dan menyelami makna yang terkandung di dalamnya. Sebaliknya, kalau tidak ada cinta, maka orang akan sangat sulit menyelami makna–makna al-Qur’an.
Sudahkah kita cinta al-Qur’an? Cinta al-Qur’an mempunyai beberapa tanda, di antaranya :
1. Gembira bila bersua dengannya.
2. Duduk bersanding lama dengannya tanpa bosan.
3. Selalu rindu padanya bila lama tak bertemu, dan selalu berusaha menghilangkan apa pun penghalang antara dia dengannya
4. Selalu minta petunjuknya, percaya dan puas dengan pengarahannya dan selalu merujuk kepadanya dalam setiap masalah hidup yang dihadapinya.
5. Selalu menaati perintah dan larangannya

Kunci Kedua : Meluruskan Tujuan Membaca al-Qur’an.
Ada lima tujuan yang agung ketika membaca Al-Qur’an, yaitu:
1. Mengharapkan pahala.
2. Bermunajat dengan Penciptanya.
3. Berobat.
4. Mendapatkan ilmu.
5. Bertujuan untuk mengamalkannya.
Bilamana seorang muslim membaca al-Qur’an dengan menggabungkan lima tujuan agung ini di dalam hatinya, maka pahalanya akan lebih besar dan manfaatnya akan lebih banyak. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan” (HR. al-Bukhari), maka setiap kali niat itu lebih ikhlas, lebih murni, lebih tinggi nilainya sehingga pahala dan hasilnya pun akan lebih besar.

Kunci Ketiga : Shalat Malam Bersama al-Qur’an
Maksudnya adalah kita membaca al-Qur’an ketika shalat malam. Ini adalah termasuk kunci yang paling utama untuk bisa mentadabburi al-Qur’an dengan baik. Banyak sekali dalil yang menunjukkan penting dan utamanya shalat malam, yang di dalamnya bacaan al-Qur’an lebih bermakna. Di antaranya adalah firman Allah, artinya, “Dan pada sebagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabbmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Al-Isra : 79)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila seorang ahli al-Qur’an mengamalkannya, dia baca al-Qur’an di malam dan siang hari, niscaya hafalannya terjaga. Tapi kalau ia tinggalkan maka hilanglah hafalannya”. (HR. Muslim)

Kunci Keempat : Membacanya di malam hari.
Waktu malam, menjelang fajar merupakan waktu yang sangat baik untuk menghayati dan merenungi ayat–ayat al-Qur’an. Karena waktu itu adalah waktu yang barokah, saat Allah subhanahu wata’ala turun ke langit dunia dan dibukanya pintu–pintu langit. Juga waktu tersebut merupakan waktu yang tenang dan sunyi. Firman Allah subhanahu wata’ala, artinya, “Dan pada sebagian malam hari shalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabbmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (QS. al-Isra : 79). Dan juga firman Allah subhanahu wata’ala artinya, “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan”. (QS. al Muzzammil : 6)
Ibnu ‘Abbas rodiyallahu ‘anhu dalam hal baca al-Qur’an di malam hari ini berkata, “Itu lebih mudah untuk memahami al-Qur’an”.

Kunci Kelima: Mengkhatamkan al-Qur’an Perpekan
Inilah yang diamalkan oleh kebanyakan Sahabat dan para Salafus Shalih. Mereka adalah orang–orang yang paling menghayati dan mengamalkan ayat–ayat al-Qur’an. Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu berkata, ”Janganlah al-Qur’an itu dikhatamkan kurang dari tiga hari. Khatamkanlah dalam tujuh hari sekali, dan hendaklah dijaga hizbnya (tanda penunjuk bacaannya)”

Kunci Keenam : Membacanya Melalui Hafalan
Orang yang hafal al-Qur’an, dia lebih mudah untuk merenungi dan menghayati al-Qur’an, karena al-Qur’an telah mendarah daging di dalam dirinya dan mudah untuk menghadirkannya kapan saja dan di mana saja. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencela orang yang sama sekali tidak hafal al-Qur’an. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang di dalam dirinya tidak ada al-Qur’an walaupun sedikit, seperti rumah yang telah usang” (HR. at-Tirmidzi, “Hadits Hasan”)

Kunci Ketujuh : Mengulang – ulang Ayat yang Dibaca.
Tujuan diulang–ulangnya ayat adalah untuk memahami ayat yang dibaca. Lebih sering diulang, maka pemahaman dan penghayatan akan lebih dalam. Para Salafussalih dahulu selalu mengulang ayat–ayat yang mereka baca, mengikuti suri tauladan mereka, yaitu Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Abu Dzar radiyallahu ‘anhu menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat malam hingga shubuh dengan mengulang-ulang satu ayat, yaitu ayat yang artinya, “Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, se-sungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. al-Maidah :118)

Kunci Kedelapan : Mengkaitkan al-Qur’an Dengan Makna dan Realita Kehidupan.
Maksudnya adalah selalu mengaitkan apa yang kita baca dari al-Qur’an dengan makna di kehidupan nyata kita sehari–hari. Apapun yang kita temukan di kehidupan kita, kita selalu ingat al-Qur’an dan mengaitkan dengannya. Dengan ini al-Qur’an selalu ada di dalam jiwa kita, hidup dan mendarah daging.

Kunci Kesembilan : Membaca al-Qur’an Secara Tartil.
Membaca tartil artinya membaca dengan perlahan tidak tergesa-gesa, sehingga pembaca bisa memahami dan menghayatinya. Allah ‘azza wajalla telah memerintahkan kita semua untuk membaca al-Qur’an dengan tartil. “Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan” (QS. al-Muzzammil :5)
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan ayat ini, “Maksudnya adalah: bacalah dengan pelan dan tidak tergesa-gesa, karena yang seperti itu membantu sekali dalam memahami dan menghayati al-Qur’an”.

Kunci Kesepuluh: Mengeraskan Bacaan Al-Qur’an.
Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam telah memerintahkan kita umatnya agar memperbagus lantunan al-Qur’an dan mengeraskan bacaannya. Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Bukanlah termasuk dari golongan kami orang yang tidak melantunkan al-Qur’an dengan mengeraskan bacaannya”(HR. Bukhari dan yang lainnya)
Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma berkata kepada orang yang membaca al-Qur’an dengan cepat, “Kalau kamu baca al-Qur’an, maka bacalah dengan bacaan yang bisa didengar telingamu dan difahami matahatimu”.
Semoga kita semua bisa memahami, menghayati, mentadabburi, dan mengamalkan ayat – ayat al-Qur’an. Dan semoga kita mendapatkan syafaat dari Al-Qur’an. Amin. Wallahu A’lam.

(Abdush Shamad. Sumber: Disarikan dari kitab : Mafatih Tadabbur Al-Qur’an , Syaikh Khalid ibn Abdil Karim. alsofwah)
Read more...
Posted by Unknown | 0 comments

Kisah Zainab r.a Menjelaskan Bahwa Hati adalah Wilayah Allah Swt




 Zaid adalah seorang budak yang diberikan kepada Khadijah r.a sebagai hadiah pernikahannya dengan Rasulullah Saw. Bapaknya bernama Haritsah bin Syurahil dan ibunya bernama Sa’ad bin Tsa’labah.

Suatu ketika Zaid diajak oleh Ibunya berkunjung ke wilayah Bani Ma’an bin Thay. Pada saat itu Ibunya tidak mengetahui bahwasannya Bani Ma’an sedang diserang oleh Bani Qaim. Bani Ma’an mengalami kekalahan dan ditawanlah orang-orang yang ada di dalamnya termasuk Zaid. Bani Qaim membawa Zaid ke pasar budak untuk dijual yang akhirnya dibeli oleh seseorang yang bernama Hakim bin Hizam.

Rasulullah Saw sangat sayang kepada Zaid. Beliau memperlakukannya seperti anak sendiri. Sampai orang-orang memanggilnya Zaid bin Muhammad. KarEnanya turunlah ayat yang melarang anak angkat dinasabkan kepada bapak angkatnya, seperti yang tertera dalam surat Al-Ahzab ayat 5:

“Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu[1199]. dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Ahzab: 5)

Suatu ketika Zaid dijodohkan oleh Nabi Saw dengan Zainab binti Jahsyi anak dari Ummyah binti Muthollib. Paman dari paman Rasulullah Saw.

Zainab tidak mencintai Zaid karenanya Ia tidak mau menikah dengannya. Keluarganya pun menolak untuk menerima lamaran Zaid.

Melihat kenyataan itu Rasulullah Saw menasehati  Zainab agar berkenan menerima lamaran Zaid seraya menyampaikan firman Allah Swt yang berbunyi “Dan Tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan–urusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”. (QS. Al-Ahzab: 36).

Karena ayat ini Zainab bersedia menikah dengan Zaid sebagai bukti bahwa Ia lebih mencintai Allah Swt dan Rasulnya ketimbang dirinya sendiri. Ia mau mentaati segala perintah Allah Swt seberat apapun yang ia rasa.

Setelah beberapa lama menikah, kehidupan rumah tangga Zaid dengan Zainab tidaklah harmonis. Zaid sering mengeluh kepada Rasul Saw tentang prilaku Zainab terhadap dirinya. Melihat hal ini hati Rasulullah Saw sangatlah sedih namun tetap menasehati Zaid agar mau mempertahankan pernikahannya dengan Zainab seraya Berkata “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah.”

Namun semakin hari kondisi rumah tangga Zaid semakin memburuk. Hingga pada akhirnya Zaid menemui Rasulullah Saw untuk mengutarakan niatnya ingin menceraikan Zainab. Dalam kebimbangannya, Rasul Saw mendapat wahyu dari Allah Swt.

“Dan (ingatlah), ketika kamu Berkata kepada orang yang Allah Telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) Telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid Telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu Telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.” (QS. Al-Ahzab: 37)

Akhirnya dengan diturunkannya ayat ini selesailah persoalan rumah tangga Zaid dengan Zainab. Dan dengan ayat ini pula Rasul Saw menikahi Zainab binti Jahsy setelah selesai masa iddahnya.

Karena Zainab mencintai Rasulullah Saw, maka kehidupan rumah tangganya sangatlah harmonis. Hingga ia diwafatkan pada umur 53 tahun, beberapa tahun setelah Rasulullah Saw wafat. Sedangkan Zaid gugur sebagai syuhada pada perang Mu’tah di usianya yang ke-41 tahun.

Kisah ini menjadi dasar ditetapkannya hukum bahwa mantan istri anak angkat halal untuk dinikahi. Hukum ini menghapus kebiasaan orang-orang di masa jahiliyah yang mengatakan bahwa mantan istri anak angkat tidak boleh dinikahi.

Dalam kisah ini juga tersirat pelajaran bahwasannya hati adalah wilayah Allah Swt. Rasul Saw pun sebagai kekasih Allah tidak mampu mempengaruhi hati Zainab agar mau mencintai Zaid. Tidak ada yang bisa merubah hati manusia kecuali Allah Swt. Allah Swt maha pembolak-balik hati. [Islampos]
Read more...